melihat sang terang
Diposting oleh Penjaga Pojok di Minggu, Desember 25, 2011
go go green, neat, and clean
hari ini, pekarangan sekolah kita terasa lebih bersih dan lebih indah. suasana teduh semakin terasa dan ditambah dengan suasana rapi dan bersih. semuanya itu berkat penataan yang dilakukan oleh tim apotik hidup sekolah kita. ada beberapa warga sekolah kita yang ternyata peduli dengan lingkungan yang hijau. tampaknya aktivitas ini disemangati oleh pelatihan manajemen lingkungan yang baru saja diterima.
beberapa hari yang lalu, para guru dan karyawan telah mendapat pelatihan sistem manajemen lingkungan iso 14001. masih saudara dengan iso 9001 yang lebih dulu diterapkan di sekolah kita, iso 14001 adalah standar yang diterapkan oleh lembaga dalam mengelola lingkungan hidup di sekitarnya. fokus dari penerapan iso 14001 ini adalah mengendalikan lingkungan hidup sebuah lembaga agar tercipta suatu kondisi yang lebih ramah lingkungan. cita-cita dari iso 14001 ini adalah membangun sebuah budaya cinta lingkungan hidup. kembali ke aktivitas hari ini. ada beberapa guru dan siswa yang menata pot-pot yang ada di sekitar halaman sekolah. tanaman-tanaman itu ditata. beberapa pot diganti media tanamnya. beberapa tanaman dipindah ke dalam pot yang lebih besar supaya berkembang secara maksimal. setelah ditata, diatur, dan diperbarui, tanaman-tanaman itu tampak lebih segar, lebih hijau, dan lebih rapi.
melalui perhatian terhadap lingkungan hijau, sekolah kita sebenarnya terlibat dalam salah satu tema pokok yang ingin diperhatikan oleh keuskupan agung semarang. tahun 2011-2015, keuskupan agung semarang mempunyai empat fokus perhatian yang salah satunya adalah lingkungan hidup. hal yang mau digeluti adalah bagaimana usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk ikut serta memelihara keutuhan ciptaan. memelihara keutuhan ciptaan artinya mengubah cara pandang kita terhadap alam sekitar. perubahan cara pandang itu dapat dilakukan dengan mulai memahami dan menerapkan pandangan biosentris.
pandangan biosentris berarti pandangan terhadap alam sekitar yang memandang setiap ciptaan mempunyai fungsi yang tidak tergantikan dalam kehidupan. salah satu contoh pandangan biosentris yang paling sederhana adalah rantai makanan. rantai makanan selalu dimulai dari produsen - konsumen - pengurai. kita lihat bahwa peran produsen tidak bisa digantikan oleh konsumen sementara peran pengurai tidak bisa digantikan oleh produsen. masing-masing punya fungsi dan perannya sendiri. peran dan fungsi itu tidak tergantikan. kalau salah satu terganggu, yang lain pasti akan terganggu.
keutuhan alam ciptaan berkenaan dengan pandangan biosentris. melihat alam ciptaan secara utuh berarti melihat makhluk hidup sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing. hari ini, ada beberapa orang teman yang telah terlibat memelihara keutuhan alam ciptaan. ini adalah undangan bagi kita semua untuk terlibat.
Diposting oleh Penjaga Pojok di Selasa, Desember 20, 2011
Remidi: Cita-cita atau Nasib?
wajah-wajah yang terpampang di foto ini adalah "men of the school". gambar ini dijepret dalam kurun waktu seminggu setelah ulangan umum. kok ada yang bawa kertas... ada yang menghadap guru... ada yang berwajah lesu... sedang ngapain ya kira-kira? ternyata sedang melakukan ritual tahunan. ritual tahunan ini disebut remidi. ada saja yang dari semester ke semester selalu melakukan ritual itu. kalau begitu, jadi hobi dong...
remidi adalah sebuah aktivitas yang lazim terjadi di sekolah kita setelah ulangan umum. tampaknya remidi sudah menjadi ritual agung di sekolah kita. dari semester ke semester, dari tahun ke tahun, selalu saja ada yang ikut remidi. mungkin suatu saat perlu dikumpulkan data dan dibandingkan berapa yang ikut remidi tahun ini dan tahun depan. tampaknya memang perlu ya supaya ada perbaikan dari tahun ke tahun...
remidi selalu merepotkan, baik untuk guru maupun siswa. guru harus menyediakan waktu di antara koreksi dan pengolahan nilai rapor. sedangkan siswa harus meluangkan waktu untuk mengikuti remidi. waktu yang sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk kegiatan lain harus direlakan untuk remidi. alangkah sayangnya waktu yang sangat berharga dan sangat sedikit. bayangkan... kalau sehari saja dipakai untuk remidi, bukanlah seluruh hari itu yang dapat dipakai untuk kegiatan lain hanya dipakai untuk remidi.
tapi... kok ya selalu ada yang bercita-cita untuk remidi ya? bukankah ini aneh? ketika selesai mengikuti ulangan umum, kadangkala ada komentar "ora isa ora papa, mengko rak ana remidi - tidak bisa tidak apa-apa, nanti kan ada remidi." hayo pada ngaku... siapa yang punya komentar seperti ini. nampaknya komentar semacam itu tumbuh dari sikap mengandalkan (bhs Jawa: njagakke) remidi. tapi, kalau mau dipikir lebih jauh, kenapa harus repot-repot remidi. toh kalau remidi pun, yang diterima hanya nilai minimal. ya kan...
remidi sebenarnya tidak perlu dilakukan ketika ulangan umum maupun ulangan yang lain dipersiapkan dengan baik. barangkali perlu dipikir ulang mengenai kesiapan kita menghadapi pembelajaran setiap hari. kalau saya sih... mengapa harus remidi kalau bisa tidak remidi. selain repot, saya merasa rugi kalau saya harus meluangkan waktu "hanya" untuk remidi - yang artinya mengulang ulangan yang seharusnya bisa tidak diulang... bingung kan?
kita harus belajar dari pengalaman yang tidak pernah dipelajari oleh orang lain (George Bernard Shaw)
selamat merenung...
Diposting oleh Penjaga Pojok di Selasa, Desember 20, 2011