melihat sang terang
Diposting oleh Penjaga Pojok di Minggu, Desember 25, 2011
go go green, neat, and clean
hari ini, pekarangan sekolah kita terasa lebih bersih dan lebih indah. suasana teduh semakin terasa dan ditambah dengan suasana rapi dan bersih. semuanya itu berkat penataan yang dilakukan oleh tim apotik hidup sekolah kita. ada beberapa warga sekolah kita yang ternyata peduli dengan lingkungan yang hijau. tampaknya aktivitas ini disemangati oleh pelatihan manajemen lingkungan yang baru saja diterima.
beberapa hari yang lalu, para guru dan karyawan telah mendapat pelatihan sistem manajemen lingkungan iso 14001. masih saudara dengan iso 9001 yang lebih dulu diterapkan di sekolah kita, iso 14001 adalah standar yang diterapkan oleh lembaga dalam mengelola lingkungan hidup di sekitarnya. fokus dari penerapan iso 14001 ini adalah mengendalikan lingkungan hidup sebuah lembaga agar tercipta suatu kondisi yang lebih ramah lingkungan. cita-cita dari iso 14001 ini adalah membangun sebuah budaya cinta lingkungan hidup. kembali ke aktivitas hari ini. ada beberapa guru dan siswa yang menata pot-pot yang ada di sekitar halaman sekolah. tanaman-tanaman itu ditata. beberapa pot diganti media tanamnya. beberapa tanaman dipindah ke dalam pot yang lebih besar supaya berkembang secara maksimal. setelah ditata, diatur, dan diperbarui, tanaman-tanaman itu tampak lebih segar, lebih hijau, dan lebih rapi.
melalui perhatian terhadap lingkungan hijau, sekolah kita sebenarnya terlibat dalam salah satu tema pokok yang ingin diperhatikan oleh keuskupan agung semarang. tahun 2011-2015, keuskupan agung semarang mempunyai empat fokus perhatian yang salah satunya adalah lingkungan hidup. hal yang mau digeluti adalah bagaimana usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk ikut serta memelihara keutuhan ciptaan. memelihara keutuhan ciptaan artinya mengubah cara pandang kita terhadap alam sekitar. perubahan cara pandang itu dapat dilakukan dengan mulai memahami dan menerapkan pandangan biosentris.
pandangan biosentris berarti pandangan terhadap alam sekitar yang memandang setiap ciptaan mempunyai fungsi yang tidak tergantikan dalam kehidupan. salah satu contoh pandangan biosentris yang paling sederhana adalah rantai makanan. rantai makanan selalu dimulai dari produsen - konsumen - pengurai. kita lihat bahwa peran produsen tidak bisa digantikan oleh konsumen sementara peran pengurai tidak bisa digantikan oleh produsen. masing-masing punya fungsi dan perannya sendiri. peran dan fungsi itu tidak tergantikan. kalau salah satu terganggu, yang lain pasti akan terganggu.
keutuhan alam ciptaan berkenaan dengan pandangan biosentris. melihat alam ciptaan secara utuh berarti melihat makhluk hidup sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing. hari ini, ada beberapa orang teman yang telah terlibat memelihara keutuhan alam ciptaan. ini adalah undangan bagi kita semua untuk terlibat.
Diposting oleh Penjaga Pojok di Selasa, Desember 20, 2011
Remidi: Cita-cita atau Nasib?
wajah-wajah yang terpampang di foto ini adalah "men of the school". gambar ini dijepret dalam kurun waktu seminggu setelah ulangan umum. kok ada yang bawa kertas... ada yang menghadap guru... ada yang berwajah lesu... sedang ngapain ya kira-kira? ternyata sedang melakukan ritual tahunan. ritual tahunan ini disebut remidi. ada saja yang dari semester ke semester selalu melakukan ritual itu. kalau begitu, jadi hobi dong...
remidi adalah sebuah aktivitas yang lazim terjadi di sekolah kita setelah ulangan umum. tampaknya remidi sudah menjadi ritual agung di sekolah kita. dari semester ke semester, dari tahun ke tahun, selalu saja ada yang ikut remidi. mungkin suatu saat perlu dikumpulkan data dan dibandingkan berapa yang ikut remidi tahun ini dan tahun depan. tampaknya memang perlu ya supaya ada perbaikan dari tahun ke tahun...
remidi selalu merepotkan, baik untuk guru maupun siswa. guru harus menyediakan waktu di antara koreksi dan pengolahan nilai rapor. sedangkan siswa harus meluangkan waktu untuk mengikuti remidi. waktu yang sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk kegiatan lain harus direlakan untuk remidi. alangkah sayangnya waktu yang sangat berharga dan sangat sedikit. bayangkan... kalau sehari saja dipakai untuk remidi, bukanlah seluruh hari itu yang dapat dipakai untuk kegiatan lain hanya dipakai untuk remidi.
tapi... kok ya selalu ada yang bercita-cita untuk remidi ya? bukankah ini aneh? ketika selesai mengikuti ulangan umum, kadangkala ada komentar "ora isa ora papa, mengko rak ana remidi - tidak bisa tidak apa-apa, nanti kan ada remidi." hayo pada ngaku... siapa yang punya komentar seperti ini. nampaknya komentar semacam itu tumbuh dari sikap mengandalkan (bhs Jawa: njagakke) remidi. tapi, kalau mau dipikir lebih jauh, kenapa harus repot-repot remidi. toh kalau remidi pun, yang diterima hanya nilai minimal. ya kan...
remidi sebenarnya tidak perlu dilakukan ketika ulangan umum maupun ulangan yang lain dipersiapkan dengan baik. barangkali perlu dipikir ulang mengenai kesiapan kita menghadapi pembelajaran setiap hari. kalau saya sih... mengapa harus remidi kalau bisa tidak remidi. selain repot, saya merasa rugi kalau saya harus meluangkan waktu "hanya" untuk remidi - yang artinya mengulang ulangan yang seharusnya bisa tidak diulang... bingung kan?
kita harus belajar dari pengalaman yang tidak pernah dipelajari oleh orang lain (George Bernard Shaw)
selamat merenung...
Diposting oleh Penjaga Pojok di Selasa, Desember 20, 2011
Guru Mikael NaNg Republika Ng Philippines - Bagian Tiga: Pamitan
Bagian ini adalah edisi terakhir dari tulisan panjang ini:
Diposting oleh Penjaga Pojok di Senin, November 07, 2011
Guru Mikael NaNg Republika Ng Philippines - Bagian Dua: Perjuangan
Diposting oleh Penjaga Pojok di Senin, November 07, 2011
Guru Mikael NaNg Republika Ng Philippines - Bagian Satu: Dolan-dolan
Diposting oleh Penjaga Pojok di Senin, November 07, 2011
Mikael Juarai Bidang CADD LKS Propinsi Jawa Tengah
“Semangat dapat pula didapat dari dukungan sekitar kita yang peduli terhadap kinerja kita. Jika kita mendapat kesuksesan atau kemenangan, mereka jugalah yang menjadi pemenang.”
- Andi Prasetyo, Duta Lomba CADD LKS Propinsi Jawa Tengah 2011 -
Tahun pelajaran ini, SMK Mikael mendapat tempat kehormatan mewakili Kota Solo tercinta untuk maju di bidang CADD (Computer Aided Drawing and Design) dalam rangka Lomba Ketrampilan Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Tingkat Propinsi Jawa Tengah. Lomba ini dilaksanakan pada tanggal 18-21 Oktober 2011 di Kota Pati. Wakil kita di ajang kompetisi ini adalah Andi Prasetyo, teman kita kelas XII D. Selamat untuk Andi karena sudah berhasil menjalankan tugas dengan baik dan merebut posisi pertama. Atas pengalaman tersebut, Andi menceritakan sedikit pengalaman yang diperolehnya. Barangkali kita bisa belajar sedikit dari keberhasilan yang dicapainya.
Bagaimana persiapan menjelang pelaksanaan lomba itu?
Persiapan yang saya lakukan adalah mempelajari software computer untuk menggambar teknik. Persiapan yang dilakukan sekitar 1 bulan. Awal-awalnya, saya sempat kekurangan informasi dari panitia pusat karena tempat perlombaannya di Pati.
Sebelumnya mendapat informasi, software yang saya perdalam adalah Solidwork dalam waktu 1 minggu. Tapi, setelah saya mencari informasi dari internet, saya baru tahu bahwa software yang digunakan adalah AutoCAD, Inventor, dan Mechanical Desktop.
Akhirnya, saya dibantu guru pembimbing saya, Bapak Alexander Arief untuk mempelajari software Inventor. Saya memperdalam software tersebut sampai 1 hari sebelum hari keberangkatan.
Bagaimana perasaan ketika menjalani lomba?
Hari pertama, kami sebelumnya mengikuti Technical Meeting sebelum pelaksanaan. Pelaksanaannya diadakan di suatu ruangan yang di dalamnya disediakan 14 set perangkat computer, 2 komputer cadangan, dan 2 printer. Pada saat lomba hari pertama, ada dua sesi, yaitu membuat sketsa dan membuat gambar kerja dari sketsa yang telah dibuat dengan computer.
Saya sedikit minder karena teman-teman lain mengerjakan dengan cepat . Komputer saya sempat hang 1 kali sehingga pekerjaan saya tertunda hampir 10 menit. Dua sesi tersebut mempunyai total waktu 1,5 jam untuk sketsa dan 3 jam untuk menggambar dengan computer.
Di hari pertama, saya menyesal dengan hasil pekerjaan yang saya kerjakan di sesi kedua. Saat itu, saya memprioritaskan untuk mengerjakan gambar yang mudah. Alhasil, ada satu gambar yang mempunyai nilai tinggi yang belum sempat saya kerjakan, yaitu roda gigi lurus digabung roda gigi helix.
Pembimbing saya terus menyemangati supaya di hari kedua saya harus bisa menentukan prioritas dan tidak selalu melihat hasil teman yang sudah lebih cepat selesai.
Hari kedua, ada dua sesi juga, yaitu membuat gambar kerja dan gambar rakitan tiga dimensi. Dalam mengerjakan sesi satu, saya begitu yakin dengan hasil saya karena pada soal gambar, terdapat bagian yang dikerjakan dengan Milling walaupun itu Hand Wheel (Roda Pemutar). Untuk sesi kedua, saya juga kewalahan dengan waktu karena untuk gambar 3D, saya belum sempat mencantumkan etiket yang berisi nama setiap item, jumlah, material, nomor gambar, dll. Pada kesempatan print out, hasil teman lain tidak menampakkan pengerjaan roda pemutar dengan prose milling. Namun, saya yakin gambar saya tidak ada masalah.
Akhirnya, dua hari perlombaan telah usai. Sorenya, setelah lomba, diadakan penutupan sekaligus pengumuman pemenang.
Apa yang kamu rasakan ketika dibacakan pengumuman?
Pada awalnya, saya berpikir hanya mendapat juara harapan. Namun, Tuhan berkehendak lain. Nama saya disebut saat diumumkan kategori juara pertama.
Perasaan saya sungguh senang. Saya masih tidak menyangka. Namun, saya segera teringat bahwa keyakinan saya sudah ada sejak menggambar sketsa dan saat mengambar hand wheel. Keyakinan inilah yang menuntun saya mendapatkan juara pertama di tingkat propinsi.
Apa yang kamu pelajari dari pengalaman itu?
Saya mendapat pengertian bahwa mengerjakan sesuatu harus tetap semangat. Yang penting, kita percaya diri dengan hasil kita. Ada hal yang tidak kalah penting adalah minta pertolongan pada Tuhan sebelum melakukan sesuatu. Semangat dapat pula didapat dari dukungan sekitar kita yang peduli terhadap kinerja kita. Jika kita mendapat kesuksesan atau kemenangan, mereka jugalah yang menjadi pemenang.
“Veni, Vidi, Vici – Aku Datang, Aku Lihat, Aku Menang.” Belajar dari pengalaman Andi, semua orang dapat memperoleh keberhasilan jika semua itu dipersiapkan dan dilakukan dengan baik. Semoga hidup kita menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Itu.
Diposting oleh Penjaga Pojok di Senin, November 07, 2011
Friend in A Journey
Kisah-kisah berikut ini terselip dalam perjalanan napak tilas SMK Mikael pada tanggal 14 September 2011. Perjalanan napak tilas ini dilakukan oleh para pengurus OSIS baru yang diketuai Yohanes Uji Gesang Cahyanto. Perjalanan napak tilas ini menyusuri tempat-tempat yang pernah menjadi persinggahan para siswa SMK Mikael (awalnya dulu namanya STM Kanisius, berubah menjadi STM Mikael, dan terakhir berubah lagi menjadi SMK Mikael).
Tempat-tempat yang didatangi adalah tempat-tempat yang tercantum pada Buku Pedoman Siswa. Di sana, akan ditemukan bagian SEJARAH yang memuat perjalanan SMK Mikael. Dalam perjalanan sore sampai malam itu, terungkaplah kisah-kisah berikut ini:
Oktavianus Jeffri Kurniawan punya cerita...
Pada waktu saya mengikuti kegiatan napak tilas untuk mengenang berdirinya SMK St. Mikael, saya merasa tertantang karena saya dan seluruh teman-teman OSIS disuruh berjalan kurang lebih 10 km yang dimulai dari SD Kanisius Keprabon I menuju SMK Mikael.
Kami berangkat pukul tiga sore dari Mikael. Setelah sampai SD, kami dibriefing sebentar untuk menentukan rute dan pembagian air minum. Selama perjalanan nanti, kami semua tidak dibekalu apa-apa kecuali air minum saja.
Setelah briefing, kami mulai berjalan dalam kelompok. Setiap kelompok terdiri dari tiga orang dan diberi selang waktu beberapa menit oleh guru kami. Menurut guru kami, perbedaan waktu akan memberikan pengalaman yang berbeda.
Yang dikatakan guru saya ada benarnya. Ketika tiba waktu keberangkatan, kami mendapatkan pengalaman yang berkesan.
Sewaktu berjalan, pas di depan PGS, ada cewek berboncengan naik sepeda motor jatuh di depan kami semua karena rodanya selip waktu kena rel kereta api. Kami merasa kasihan. Kami semua langsung menolong. Saya mengangkat motornya. Saya pinggirkan dan menolong mbak-mbak yang mengendarai motor itu. Dalam hati saya berkata, “Oh rasanya seperti ini ta nolong orang kecelakaan.” Seumur-umur saya belum pernah menolong orang kecelakaan. Kata guru saya, menolong orang kecelakaan itu beresiko, tetapi selama kita ikhlas menolong, apapun resikonya pasti bisa teratasi.
Setelah peristiwa itu, kami semua melanjutkan perjalanan ke patung Slamet Riyadi dan Gereja Purbayan. Ketika akan melanjutkan ke SMP Kanisius, kami kesasar sampai Hotel Sahid karena gedung itu kami anggap Novotel. Eh... ternyata bukan. Tetapi kami tidak patah semangat. Kami lanjutkan perjalanan sampai SMP dan kami pulang ke SMK Mikael dengan selamat.
Sidik Tri Utomo menulis kisahnya berikut ini...
Pengalaman pertamaku dalam organisasi sekolah yaitu OSIS SMK MIKAEL Surakarta 2011/2012. Napak tilas sejarah berdirinya SMK Mikael dari awal mula di bangun sampai menjadi seperti yang sekarang. Di sela-sela kesibukan praktek bengkel dan padatnya jadwal teori, kami anggota OSIS mendapat tugas dari pembina dan pihak sekolah untuk berjalan sembari merefleksikan tentang awal mula sekolah tercinta ini berdiri. Istilah dalam bahasa jawanya “ Ngelingi naliko jaman semono ”.
Didrop di suatu tempat, yang berarti saat itu kami berlima belas diantar bersama pembina OSIS ke daerah Gladak tepatnyadi SD.TK Kanisius, dimana pertama kali “STM Mikael” didirikan. Bermodal sebotol air minum diberikan kepada satu kelompok yang berjumlah tiga orang. Aku dan kedua kawanku lainnya mendapat giliran berangkat urutan ke tiga. Berpegangan buku pedoman siswa dan klu yang diberikan, kami bertiga mengawali langkah meninggalkan SD.TK Kanisius dan menuju Gereja St.Antonius Purbayan. Sejenak menikmati suasana mengelilingi gereja, kami melanjutkan perjalanan menuju saksi bisu sejarah SMK Mikael lainnya yaitu SMP Kanisius. Sebelum menemukan dimana letak SMP Kanisius, kami berjalan menyusuri tembok Mangkunegaran mengikuti klu yang diberikan, bersamaan dengan terbenamnya surya sore.
Melintasi perempatan jalan di seberang Novotel, tanpa kami sadari sepasang turis menghampiriku lalu menanyakan dimana tempat Mc.Donald terdekat. Spontan aku menjawab tidak tahu, kujelaskan bahwa aku bukan orang asli Solo dan sedang dalam misiku untuk menyusuri sejarah sekolah kami. Tanpa mendapatkan informasi dari kami, mereka berlalu begitu saja. Terintas dalam benakku bahwa bule ini lapar, dan tak ada salahnya kalau aku coba membantu mereka sebentar toh hari belum terlalu malam pikirku. Kutanyakan pada seorang tukang parkir dimana Mc.Donald terdekat, setelah diberikan petunjuk lokasinya, kuhampiri couple tadi, dengan senang hati kami tawarkan diri mengantar kedua bule sampai di tempat makan. Lima belas menit bersama mereka kala itu, merupakan sesuatu yang berharga bagiku. Karena pertama kali aku bisa bercengkrama dengan Jannies dan Clew, couple dari French yang sedang menikmati honeymoon di Solo. Waou…. Baru saja datang dari Surabaya setelah mendaki Bromo, saya pikir “edhan” ini bule! Bilangnya baru tidur selama tiga jam tapi sudah “mblayang” mengitari Solo. Kuceritakan pengalamanku yang baru pertama kali hiking ke Merbabu dalam rangka memperingati HUT RI 17 Agustus 2011. Ternyata kami nyambung, meski lidah Jawaku berat berkata Inggris tapi kami saling memahami dan “memaklumi”. Sempat berfoto di Pasar Kembang, kami percepat langkah di bawah awan mendung yang mulai menaungi Solo. Sedikit iseng kutanyakan tentang hobi dan musik. Ternyata Jannies tipe orang yang passive, suka mendengarkan musik tetapi tidak bisa memainkan alatnya.Berbeda dengan istrinya Clew, kaum hawa satu ini ternyata bisa bermain saxofone. Tak mau kalah, aku pun menceritakan tentang salah seorang personil band kami dapat bermain Trombone dengan aliran musik band kami yaitu “ska”. “ Really,,? yes I know that,and we love ska too..” kata Clew. Semakin asik perjalanan kami, mendapat teman berbincang yang se-aliran musik denganku. Tak selang berapa lama akhirnya sampai di tempat makan dan kami pun saling berpamitan.
Tidak mengira dengan apa yang baru saja kualami. Mendapat kesempatan menolong orang yang benar-benar aku tak mengenalnya. Kami pun lanjut ke misi utama, kembali menuju SMK Mikael. Meski sedikit kecewa belum sempat meminta alamat fb dan twitter mereka, aku senang dan berharap suatu saat nanti dapat berjumpa kembali di tempat asal mereka.
Frater Suryadi berkisah demikian...
Sebuah legenda dari Jepang menceritakan ada seorang biksu yang sangat tertarik dengan ajaran Tao Te Ching dari Cina. Ia pun memutuskan untuk mengumpulkan dana yang akan dipakai untuk menerjemahkan dan menerbitkan ajaran tersebut dalam bahasa ibunya. Proses pengumpulan dana itu memakan waktu sepuluh tahun sampai dana tersebut mencukupi.
Sementara itu, pada waktu yang sama, sebuah wabah menimpa negeri yang didiami biksu itu. Dia pun memutuskan untuk menggunakan seluruh uang yang dikumpulkannya untuk merawat orang-orang yang terkena wabah itu. Tidak lama kemudian, situasi kembali normal. Sang biksu pun kembali mengumpulkan dana untuk kepentingan penerbitan Kitab Tao tersebut.
Lebih dari sepuluh tahun berlalu dan dana telah tersedia untuk mencetak buku tersebut. Namun, lagi-lagi, gempa bawah laut menghantam daerah itu dan membuat orang-orang di sana tidak punya tempat tinggal. Biksu itu lagi-lagi menggunakan uang yang telah dikumpulkannya untuk membangun rumah-rumah bagi penduduk yang kehilangan tempat tinggal dan harta bendanya.
Setelah peristiwa itu, sang biksu kembali mengumpulkan dana untuk Kitab Tao. Akhirnya, impinan sang biksu itu terwujud juga. Orang-orang Jepang dapat membaca Kitab Tao Te Ching dalam bahasanya sendiri.
Orang bijak mengatakan bahwa sang biksu itu membuat tiga edisi Kitab Tao. Dua edisi dalam bentuk tidak tercetak dan satu edisi dalam bentuk cetak. Sang biksu yakin pada sesuatu hal, berjuang demi kebaikan, setia kepada tujuannya, tetapi tidak mengesampingkan perhatiannya kepada sesama.
Setiap manusia punya tujuan tertentu. Tujuan itu membuat manusia terarah. Keterarahan terhadap tujuan merupakan bukti bahwa manusia itu serius terhadap kehidupannya. Namun, keseriusan dalam menghadapi kehidupan tidak boleh melupakan perhatian kepada orang-orang di sekitarnya. Melalui kisah-kisah itu, kita diajak untuk fokus pada tujuan, tetapi kita pun harus berlaku baik kepada orang-orang yang ada di sekitar kita. Menjadi teman seperjalanan adalah salah satu cara untuk mengisi kehidupan kita. Selamat bertugas bagi pengurus OSIS Mikael masa bakti 2011/2012. Isilah kepercayaan yang telah diberikan dengan menjadi teman seperjalanan bagi warga sekolah yang lain.
Diposting oleh Penjaga Pojok di Selasa, Oktober 11, 2011
Michael Day 2011: Syukur atas Banyak Hal
Memasuki bulan September, komunitas SMK Mikael – ATMI selalu riuh dengan rangkaian acara Michael Day. Acara ini rutin diadakan oleh komunitas Kolese Mikael untuk membangun dan mempererat rasa persaudaraan di antara sesama warga. Menjelang hari-hari pelaksanaan perayaan ini, Mas Alex, guru gambar SMK, terlihat sangat sibuk. Yo jelas wae... Tahun ini Mas Alex diberi mandat untuk menjadi Ketua Panitia Michael Day. Wong Sangar yang satu ini semakin sangar... Sukses untuk segala hal yang sudah dibuat.
Beberapa acara yang dipastikan masih ikut meramaikan Michael Day adalah kompetisi antar warga Kolese Mikael. Kompetisi di bidang olahraga terus diadakan untuk membuat perayaan itu semakin menggembirakan. Sebagai warga negara yang baik, Kolese Mikael juga ikut berperan untuk “memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat.” Beberapa tahun ini, ada kompetisi masak memasak antar warga. Tahun ini, kompetisi masak-memasak terasa lebih meriah akibat euforia reality show Master Chef yang ditayangkan di sebuah televisi swasta nasional. Bakule HIK sempat mencicipi beberapa masakan yang dilombakan. Seperti layaknya juri di Master Chef, setiap masakan yang dicoba harus dikomentari. Namun komentarnya hanya ada dua, yaitu “ENAK” dan “ENAK BANGET” hehehe...
Michael Day tahun ini dipuncaki dengan Perayaan Ekaristi yang dilaksanakan tanggal 29 September 2011. Apa saja yang mau yang disyukuri? Pertama, bersyukur atas rahmat Allah yang diberikan kepada komunitas Kolese Mikael. Kedua, bersyukur atas rahmat 25 tahun Sakramen Imamat yang telah diterima oleh salah seorang anggota komunitas, yaitu Romo J. Suma Hadiwinata, SJ. Ketiga, bersyukur atas ditetapkannya ATMI menjadi Politeknik. Dan keempat, bersyukur karena pengembangan usaha yang akan dirintis oleh Kolese Mikael melalui PT. ATMI Duta Engineering. Hal-hal inilah yang menjadikan tema “Syukur” yang diangkat oleh panitia dalam perayaan Michael Day tahun ini terasa sangat pas.
Perayaan Ekaristi yang berlangsung sekitar satu setengah jam itu dipimpin oleh beliau yang merayakan pesta perak Imamat bersama para Yesuit-imam anggota komunitas Kolese Mikael yang lain. Sebagai Yesuit -imam, Romo Suma semakin mendalami kata yang sangat karib baginya, yaitu “abdi”. Romo Suma ini priyayi Ngayogyakarta yang sangat dekat dengan tradisi keraton. Maka, kata “abdi dalem” merupakan sesuatu yang sudah menjadi hidup sehari-hari. Dalam perayaan perak Imamat ini, komunitas Kolese Mikael berdoa agar Romo Suma semakin dapat mengabdikan dirinya kepada Allah Junjungannya dan semakin memuliakan nama-Nya di manapun beliau berada. Amin...
Selepas Perayaan Ekaristi, digelar berbagai macam acara. Di dalam kompleks Kolese Mikael, mulai dipersiapkan acara pentas seni dan berbagai permainan seperti tahun-tahun yang lalu. Ada juga kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Klinik Prodia yang telah lama bekerjasama dengan Kolese Mikael. Yang lain daripada yang lain adalah yang dibuat di tanah kosong sebelah selatan kompleks Kolese Mikael. Di sana, sekelompok orang berkumpul dan berdoa memohon berkat dalam upacara peletakan batu pertama bangunan PT. ATMI Duta Engineering. “Allah yang Mahakuasa, Engkaulah dasar dari segala hal, penguasa segalanya. Tempat dan waktu berada di bawah kekuasanMu. Berkatilah batu yang akan dipasang sebagi penjuru ini dan menyangga seluruh bangunan. Jauhkanlah dari bangunan ini segala godaan, gempa bumi, api, kilat, kerusuhan, serta orang-orang yang ingin berbuat jahat.” Michael Day tahun ini menandai dimulainya pengembangan pelayanan Kolese Mikael melalui perusahaan baru. Semua berharap agar proses pembangunan ini dapat berjalan dengan lancar.
Hari itu terasa sangat meriah di kompleks Kolese Mikael Karangasem. Atas semuanya itu, kita hanya dapat berkata, “Terima kasih...” Syukur atas segala berkat yang telah diberikan kepada kita.
Diposting oleh Penjaga Pojok di Selasa, Oktober 11, 2011
Kunjungan yang Mengesankan...
Liburan Lebaran kemarin akan saya ingat sepanjang hidup. Mengapa? Pada suatu malam, saya mengalami kejadian yang sangat berkesan. Hari itu, Jumat, 2 September 2011, seorang murid yang dulu menjadi anak wali saya menelpon. “Pak, niki rencang-rencang badhe silaturahmi wonten dalem - panjenengan. Pareng boten Pak? - Pak, malam ini anak-anak ingin datang ke rumah Bapak untuk bersilaturahmi. Boleh atau tidak Pak?” Waktu itu, saya yang sedang berada di luar rumah langsungmengiyakan. Pikir saya, kapan lagi ketemu dengan anak-anak kalau tidak sekarang. Akhirnya disepakati malam itu kami bertemu.
Diposting oleh Penjaga Pojok di Senin, September 12, 2011