Sebut saja Buku Pedoman Siswa. Setiap siswa SMK
Mikael pasti mengenal buku ini. Buku ini merupakan pegangan setiap siswa dalam
menjalankan berbagai aktivitas di sekolah. Layaknya sebuah masyarakat, SMK
Mikael pun memerlukan berbagai macam kesepakatan untuk mengatur kehidupan
bersama. Nah, berbagai kesepakatan dalam mewujudnyatakan kehidupan yang baik di
SMK Mikael itulah yang dituangkan dalam buku ini. Sejak semula, buku ini diberi
nama Buku Pedoman Siswa. Sampai sekarang pun, namanya tetap sama. Buku itulah
yang ingin kita bicarakan kali ini.
Sejauh dapat didokumentasikan, Buku Pedoman Siswa
ini sudah cukup lama ada di SMK Mikael. Buku pertama yang sempat
terdokumentasikan berangka tahun 1996. Jadi, buku itu sudah berulang tahun ke
17 tahun pada tahun ini. Di tahun-tahun itu, Buku Pedoman Siswa masih berupa
buku dengan metode cetak sederhana sesuai dengan gaya zamannya. Dalam buku itu,
sudah terdapat seluruh pembahasan yang kemudian dipertahankan dari tahun ke
tahun. Dapat dikatakan, buku itu merupakan babon bagi buku-buku pedoman siswa
yang diterbitkan di tahun-tahun kemudian.
Seluruh pembahasan peraturan dikembangkan dari buku yang sederhana itu.
Buku Pedoman Siswa SMK Mikael dari tahun ke tahun
semakin baik. Ada berbagai macam perbaikan yang dapat ditelusur.
Pada terbitan tahun 1996, buku itu memuat
aturan-aturan main bagi siswa di sekolah. Yang menarik dalam buku itu adalah
penjelasan mengenai Peranan Orang Tua / Wali Siswa. Ini menarik karena mungkin
tidak banyak sekolah menyadari dan menyatakan secara jelas bahwa orangtua
adalah pendidik pertama dan utama bagi anak-anak. Sekolah merupakan partner
dari orangtua untuk mendidik dan mengembangkan kehidupan anak-anak. Dalam buku
itu, sudah dinyatakan, “Sekolah tidak pernah
dapat menggantikan peranan orangtua/wali siswa di rumah. Suatu kerjasama yang
baik antara orangtua/wali dengan sekolah sangat penting untuk dapat memberikan
hassil terbak bagi perkembangan pribadi serta usaha belajar para siswa.” Dari
teks ini tampak bahwa sejak awal SMK Mikael ingin bekerjasama dengan orangtua
untuk mendidik anak-anak sehingga dapat berhasil dengan baik.
Dalam buku terbitan tahun 2003, dikenalkan sebuah
hal baru, yaitu Penilaian Kepribadian Siswa. Penilaian kepribadian ini
merupakan cara membentuk kepribadian di luar bidang akademis. Banyak hal yang
mempengaruhi nilai kepribadian ini. Yang unik, ada sebuah catatan bahwa
pendekatan yang dipakai adalah “pendekatan
yang diusahakan seobyektif mungkin.” Catatan ini merupakan catatan yang cukup
penting agar nilai kepribadian tidak jatuh pada urusan suka dan tidak suka atau
dekat dan tidak dekat. Cara penilaian ini diharapkan semakin mampu membentuk
anak-anak Mikael sebagai pribadi yang utuh.
Pada terbitan tahun 2006, ada hal baru pula yang
dikenalkan, yaitu Pendampingan Siswa. Bagian Pendampingan Siswa bicara mengenai
proses pendampingan siswa yang dilaksanakan di SMK Mikael. Dalam buku itu
dinyatakan bahwa pendampingan siswa “bertujuan
agar para mitra didik SMK Mikael menjadi manusia-manusia yang berkepribadian
utuh sehingga masing-masing pribadi dapat berkembang sesuai dengan minat dan
bakat yang dimiliki.” Dengan ini, sekolah ingin memberikan informasi kepada
para siswa sekaligus orangtua bagaimana cara sekolah mendampingi siswa dalam proses belajar
mengajar di sekolah.
Perubahan yang agak total dilakukan pada buku
terbitan tahun 2009. Secara umum, susunan buku itu sama dengan buku-buku
sebelumnya. Yang membedakan hanyalah penataan aturan-aturan dan berbagai
kebijakan semakin dikelompok-kelompokkan. Yang baru dari buku itu adalah
Pernyataan Persetujuan dan Alur Pelaksanaan. Pernyataan Persetujuan adalah lembar
yang ditandatangani oleh orangtua dan siswa sebagai bentuk pernyataan bahwa
mereka telah memahami dan menyetujui hal-hal yang tertulis dalam Buku Pedoman
Siswa. Pernyataan ini setelah ditandatangani diserahkan kepada sekolah untuk
dapat ditindaklanjuti. Pernyataan persetujuan ini sebenarnya ingin mengajak
siswa dan orangtua untuk bersama-sama menghayati cara hidup sebagai anggota
keluarga SMK Mikael. Dengan demikian, diharapkan semuanya itu dapat
dilaksanakan dengan baik. Sementara itu, Alur Pelaksanaan bicara mengenai
bagaimana kebijakan-kebijakan sekolah dilaksanakan. Dengan demikian, siswa dan
orangtua bisa mengerti bagaimana alur dan prosedur yang harus ditempuh kalau
akan mengurus sesuatu di sekolah.
Akhirnya, ada buku baru terbitan tahun 2013. Di
buku ini, yang baru adalah dimasukkannya nilai-nilai yang menjadi inti
kehidupan di SMK Mikael. Nilai-nilai inti ini didasarkan pada keutamaan
semangat orang-orang kudus yang ingin diteladan, yaitu Malaikat Agung Mikael
dan Santo Ignatius Loyola. Keutamaan-keutamaan mereka merupakan dasar dan
teladan bagi pembentukan karaktek siswa di SMK Mikael. Berdasarkan keutamaan
itu, ditekankan pula standar minimal yang harus diperjuangkan dalam pembangunan
karakter di SMK Mikael. Untuk semua tingkat, level III merupakan prasyarat yang
harus dipenuhi dan diharapkan mampu dilaksanakan demi pembinaan karakter yang
baik.
Inilah perjalanan
panjang yang sudah ditempuh oleh Buku Pedoman Siswa. Dari sini, kita bisa tahu
bahwa segala sesuatu yang ada dalam buku itu berproses. Prosesnya pasti menuju
kepada kebaikan. Agar bisa berhasil baik, manfaatkan dan pedomani Buku Pedoman
Siswa dengan baik. Setiap permainan membutuhkan aturan main. Manusia adalah homo ludens – manusia yang bermain.
Meskipun demikian, manusia diingatkan oleh Driyarkara, “Bermainlah dalam permainan, tapi jangan main-main!” Mari bermain,
tetapi jangan main-main dengan aturan main.
1 komentar:
selamat atas kerja keras dan usaha bagi pendidikan SMK di Mikael.
jangan lupa bahwa manusia tetap di atas peraturan.
Posting Komentar